Monday, April 04, 2005

Johanes Paulus II, Simbol Perdamaian Dunia

Oleh: Zamhasari Jamil

SABTU Pagi, 2 April 4, 2005, halaman St. Peter, Vatikan, Roma penuh disesaki oleh puluhan ribu manusia. Lilin-lilin dinyalakan, dan memang sejak Jum’at malam itu, telah banyak pengikut-pengikut Paus Johanes Paulus II yang melewati waktu malamnya di halaman St. Peter, Vatikan tersebut. Pandangan mereka hanya tertuju pada satu arah, jendela apartemen pribadi Paus Johanes Paulus II. Suasana hening menghiasi St. Peter kala itu. Tak ada suara selain doa-doalah yang terdengar dari setiap bibir para pengikut Paus Johanes Paulus II yang berhadir di tengah suasana yang penuh keheningan tersebut.

Paus Johanes Paulus II meninggal pada Sabtu malam pukul 21.37 waktu setempat bertepatan dengan pukul 02.37 dini hari waktu Indonesia di apartemen pribadinya. Meninggalnya Paus Johanes Paulus II tak hanya menitikkan air mata dan menyesakkan dada umat kristiani khususnya umat katolik mulai dari Polandia sampai ke Amerika, dari Afrika sampai ke Asia saja, tapi seluruh jiwa di dunia ini yang menganggapnya sebagai simbol perdamaian turut merasakan kehilangan atas berpulangnya Paus Johanes Paulus II ini. Ia meninggal setelah dua hari Terri Ann Schiavo meninggalkan dunia yang fana ini.

Kekuatan fisik Paus Johanes Paulus II ini telah kelihatan melemah dan lesu sekali tatkala ia hadir di muka umum melalui jendela apartemennya pada hari Rabu pekan lalu. Rupanya, kehadirannya tersebut merupakan kehadirannya yang terakhir di depan khalayak ramai. Saat itu, ia memang sudah tak sanggup lagi untuk mengucapkan kata-kata, padahal Paus Johanes Paulus II ini dikenal sebagai komunikator yang mampu bersuara lantang. Ia hanya melambaikan tangannya, dimana saya menginterpretasikan lambaian tangannya itu sebagai pesan perdamaian kepada seluruh umat katolik khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.

Karol Jozef Wojtyla dilahirkan di Wadowice, dekat Krakow, Polandia pada tanggal 18 Mei 1920. Gelarnya berubah menjadi Johanes Paulus II setelah ia terpilih sebagai Uskup di Roma, dan bertambah yakin tentang “takdir baiknya” itu bukan setelah ia terpilh sebagai Paus pada tanggal 16 Oktober 1978 menggantikan posisi Paus Johanes Paulus I yang meninggal secara mendadak, tapi setelah sebuah peluru gagal melukai “kehidupannya” pada tanggal 13 Mei 1981. Mehmet Ali Agca, seorang berkebangsaan Turki telah menjalankan niat busuknya, namun Paus Johanes Paulus II dengan segala kerendahan hatinya datang mengunjungi Mehmet Ali Agca ini yang berada di rumah tahanan dan sekaligus memaafkannya. Peristiwa ini terjadi ada tahun 1983. Dan pada tahun 1998, ia secara terbuka juga memaafkan umat katolik yang gagal membantu kaum Yahudi di Holocaust.

Paus Johanes Paulus II merupakan seorang tokoh yang mampu “menemui” massa melalui berbagai media, menghidupkan tradisi dan nuansa silaturrahmi kepada seluruh bawahannya selama di Vatikan. Ia selalu menyampaikan pesan-pesan perdamaian kepada umat manusia di 129 negara yang pernah ia kunjungi. Para pemimpin dunia melabelinya sebagai figur utama di abad 21 dan sekaligus sebagai pejuang kebebasan, perdamaian dan keadilan. Ia seorang pemimpin agama terkemuka dan bahkan merupakan seorang figur yang bisa diterima oleh semua kalangan di dunia.

“Dunia telah kehilangan pejuang kebebasan manusia dan Tuhan telah memanggil pelayan kebaikan dan keimanan itu untuk kembali kepadaNya. Paus Johanes Paulus II merupakan sumber inspirasi bagi rakyat Amerika dan juga bagi jutaan manusia di dunia”, kata Presiden Amerika, George W. Bush.

Karol Jozef Wojtyla merupakan uskup pertama non-Itali selama lebih dari seperempat abad silam dan ia sekaligus merupakan penerus kepemimpinan atau uskup agung yang ke-263 setelah St. Peter – salah seorang murid Yesus – sebagai uskup agung di Roma. Karol Jozef Wojtyla terpilih sebagai Paus pada tahun 1978 dan ketika itu ia sudah berusia 58 tahun. Dan kini ia telah menutup usianya pada umur 84 tahun.

Paus Johanes Paulus II merupakan Paus kedua atau ketiga yang terlama selama kurun waktu 2.000 tahun dalam sejarah kepausan. Ia dikaruniai kharismatik yang tinggi dan kemampuan intelektual yang tak perlu disangsikan. Ia menyampaikan pesan-pesan kepausan melalui berbagai media, terutama melalui layar televisi. Pesan-pesan perdamaian, bahaya perang dan hak-hak untuk hidup adalah topik yang tak pernah luput untuk selalu ia sampaikan. Meski ia sudah tak mampu lagi untuk berdiri dan mengharuskan ia untuk duduk di kursi roda, namun ia tetap tegar dan bersemangat dalam menyerukan petuah perdamaian kepada seluruh umat manusia.

Ia mampu menembus sekat-sekat agama, berjuang menegakkan HAM dan ikut bertarung dalam kancah politik sekaligus mengimbau pengikut-pengikutnya untuk menolak komunisme. Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa Paus Johanes Paulus II memiliki andil yang sangat besar terhadap jatuhnya Uni Soviet.

Paus Johanes Paulus II akan selalu dikenang oleh dunia karena kepiawaiannya dalam berdialog lintas agama. Seruannya untuk terus membudayakan perdamaian serta keberaniannya untuk bersuara menolak segala macam bentuk peperangan dan penindasan. Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, “Kita telah kehilangan figur agamawan yang sangat penting dimana ia telah mempersembahkan kehidupannya demi perdamaian dan keadilan bagi semua orang”.

Berkenaan dengan meninggalnya Paus Johanes Paulus II, maka kepemimpinan sementara di Vatikan diserahkan kepada pejabat senior yang dikenal dengan “Kardinal Camerlengo”. Posisi kepemimpinan sementara itu dipegang oleh Kardinal Eduardo Martinez Somalo. Pemimpin sementara ini berkewajiban untuk melengkapi semua kebutuhan Vatikan yang sangat luar biasa itu. Selain itu, ia juga harus membuat undangan kepada seluruh pejabat tinggi gereja secepat mungkin guna mengatur hal-hal yang berkenaan dengan acara pemakaman jenazah Paus Johanes Paulus II tersebut.

Kardinal Eduardo Martinez Somalo juga harus mengatur waktu yang berkenaan dengan pelaksanaan pemilihan pengganti Paus Johanes Paulus II tersebut. Acara pemakaman jenazah Paus Johanes Paulus II ini nantinya akan diselenggarkan setelah empat atau sampai enam hari setelah Paus Johanes Paulus II dinyatakan telah menghembuskan nafas terakhirnya. Delegasi resmi dari seluruh dunia dipastikan akan hadir dalam acara pemakaman tersebut yang akan dipimpin langsung oleh pejabat tinggi gereja atau kardinal yang paling sepuh, yaitu Kardinal Bernardin Gantin.

Pemilihan Paus Johanes Paulus yang baru sudah harus dilaksanakan paling tidak 15 hari atau tidak lebih dari 20 hari sejak kematian Paus Johanes Paulus II ini. Dan Kardinal Martinez Somalo, pemimpin sementara tadi akan mengambil alih segala urusan administrasi di Vatikan saat ini.

Karol Jozef Wojtyla merupakan uskup pertama yang menulis buku dan bukunya tersebut diberi judul “Crossing the Threshold of Hope”, sebuah buku yan masuk dalam kategori bestseller juga. Perlu diketahui pula bahwa Paus Johanes Paulus II juga menuai kritikan dari tokoh-tokoh liberal katolik, kritikan itu muncul karena pendiriannya yang teguh untuk menolak aborsi, homoseksual dan penggunaan alat kontrasepsi.

Paus Johanes Paulus II merupakan Paus pertama yang menginjakkan kakinya di gereja kaum Yahudi di Roma pada tahun 1986, begitu pula di Mesjid, Damaskus, Syria pada tahun 2001. Ia juga merupakan orang pertama yang memimpin pertemuan akbar tokoh-tokoh agama besar di dunia dalam acara “A day of prayer for peace” di Asisi tahun 1986.

“Dunia telah kehilangan pemimpin gereja dan seorang negarawan yang seluruh kehidupannya dipersembahkan untuk mengangkat martabat manusia, kebebasan dan kemerdekaan bagi orang-orang yang membutuhkan dan teraniaya”, kata A.P.J. Abdul Kalam, Presiden India. []

Zamhasari Jamil, Mahasiswa pada Department of Islamic Studies di Jamia Millia Islamia University, New Delhi, India.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home