Sunday, June 27, 2004

Dapat Apa Rakyat Pasca Pilpres Nanti?

Oleh: Zamhasari Jamil

DALAM QS. Al-Baqarah: 133, Allah berfirman yang artinya: "Adakah kamu menyaksikan ketika Ya'qub mendekati kematian tatkala ia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Isma'il dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya."

Pemilihan umum presiden (Pilpres) yang akan diselenggarakan pada 5 Juli 2004 tinggal beberapa hari lagi. Dan kampanye para capres sudah hampir tiga pekan berlalu. Tak ada perubahan yang terlalu prinsipil mengenai janji-janji para capres dalam setiap kampanye yang merekaadakan tersebut. Telinga-telinga bangsa Indonesia hanya diisi dengan nyanyian lama seperti pemberantasan KKN, pendidikan gratis dan penyediaan lapangan pekerjaan. Semua ini memang merupakan suatu kata dan janji yang paling ringan untuk diucapkan, akan tetapi palingberat untuk direalisasikan dan dibuktikan.

Dalam mengkampanyekan dirinya, berbagai cara yang dilakukan oleh pasangan capres dan cawapres beserta tim suksesnya. Ada yang menggunakan pasar sebagai sarana untuk memperkenalkan diri mereka, ada pula yang menggunakan pentas Akademi Fantasi Indosiar (AFI) untuk memperlihatkan wajah-wajah mereka. Dan tak kalah pentingnya, media televisi di tanah air kita juga ramai dipenuhi oleh kampanye masing-masing capres dan cawapres tahun 2004 ini. Yang membuat penulismerasa sedih adalah, bahwa dalam pemilihan umum langsung inipun masih ada para capres dan cawapres atau tim sukses pasangan capres dan cawapres yang berani melakukan politik uang. Hal ini sebenarnya hanya akan menurunkan "nilai jual" capres dan cawapres yang bersangkutan.

Diantara pendukung capres dan cawapres yang melakukan politik uang selama masa kampanye pemilihan presiden tersebut adalah tim sukses Wiranto, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono (Gatra.com, 29 Juni 2004). Dan yang lebih menyedihkan lagi, beredar isu bahwa uang-uang yang disebarkan kepada masyarakat selama kampanye tersebut hanyalah uang palsu. Oleh karena itu, kita sebagai warga masyarakat hendaknya berhati-hati dalam menerima uang cuma-cuma dari siapapun dan dalamjumlah berapun, apalagi dalam masa kampanye ini uang-uang palsu itu berkeliaran. Dan apabila ada yang menerima uang palsu tersebut, kiranya dapat melaporkan uang palsu tersebut kepada Bank Indonesia (BI), bank umum atau kepada pihak kepolisian.

* * *


Selama lebih kurang 59 tahun, kita bangsa Indonesia hanya berpresidenkan orang-orang yang dipilih melalui mekanisme perwakilan di lembaga yang kita kenal dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR). Oleh karena pada tahun ini, kita bangsa Indonesia akan mengadakan pemilihan presiden secara langsung, maka sudah selayaknya pulalah kita harus mengenali tokoh, visi dan misi serta program-program yang akan dijalankannya bila nantinya orang yang kita pilih tersebut ditakdirkan untuk duduk di kursi RI 1 dan RI 2 sebagai presiden dan wakil presiden di republik Indonesia ini.

Mengenali tokoh beserta visi dan misi serta program-programnya ini adalah penting, karena dengan demikianlah tujuan mulia demokrasi itu bisa tercapai. Bila kita perhatikan, karakter bangsa Indonesia itu dapat dibagi kedalam dua kategori. Pertama, masyarakat perkotaan. Masyarakat ini boleh dikatakan sebagai masyarakat yang "mampu membaca" perpolitikan di tanah air. Hal ini tentunya disebabkan oleh kemampuan nalar masyarakat kota yang bisa menyerap gejolak perpolitikan di Indonesia, entah itu melalui media koran, televisi, radio ataupun internet. Sedangkan kategori yang kedua adalah masyarakat pedesaan. Masyarakat pedesaan ini boleh dikatakan sebagaimasyarakat yang "buta" terhadap politik. Karena secara umum masyarakat pedesaan hanya bersikap masa bodoh saja terhadap siapapun yang akan menjadi presiden maupun wakil presiden.

Gejala yang sering diperlihatkan oleh masyarakat pedesaan adalah bahwa masyarakat desa ini lebih melihat kepada siapa tim sukses ataupun orang yang mencalonkan presiden itu sendiri. Mereka padaumumnya lebih mempercayai orang yang akan mengajukan calon presiden atau wakil presiden dari pada tokoh yang akan menjadi presiden ataupun wakil presiden tersebut. Karena itu bila tim sukses ini mampu meyakinkan calon yang diunggulkannya di mata masyarakat pedesaan, niscaya mereka akan berhasil menuai kemenangan pada pemilu presiden mendatang, karena kita harus mengakui bahwa suara-suara rakyat di pedesaan itu sungguh sangat signifikan sekali bagi siapapun calonpresiden dan wakil presiden yang akan memenangkan pemilu presiden secara langsung ini. Dan keberhasilan meraup kemenangan pemilu dengan memperhatikan suara-suara masyarakat pedesaan telah pula dibuktikan oleh India dalam pemilu pada 10 Mei 2004 yang baru saja berlalu dimana partai oposisi Kongres yang dipimpin oleh Sonia Ghandi berhasil mengalahkan partai pesaingnya BJP (Bharatiya Janata Party) dimana mantan Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee berasal dari partai ini.

* * *

Dalam konteks pilpres Indonesia saat ini, apapun isi kampanye atau metode yang digunakan oleh para kontestan kandidat presiden dan wakil presiden dalam berkampanye tersebut, kita patut dan layak bertanya, Apakah yang akan didapat atau diperoleh oleh rakyat Indonesia ini pasca pilpres Indonesia nanti? Itulah sebabnya penulis mengimbau semua komponen masyarakat Indonesia untuk mengetahui apa dan siapa para calon tersebut beserta visi, misi dan programnya dimana secarapribadi penulis yakin saat ini informasi mengenai apa dan siapa para calon tersebut beserta visi, misi dan programnya sudah ada dan tersedia di KPUD dan atau pada KPPS setempat.

Karena itu, kepada KPUD dan atau pada KPPS harus memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, juga sekaligus menyebarluaskan selebaran mengenai apa dan siapa para calon presidendan calon wakil presiden beserta visi, misi dan programnya yang diterbitkan oleh KPU Pusat atau bisa juga dengan men-download-nya dari situs resmi KPU Pusat yang beralamatkan di www.kpu.go.id. Karena dengan mengenal calon-calon yang akan kita pilih pada pilpres nanti, setidaknya pengenalan kita itu akan mengantarkan kita semua untuk mencapai tujuan luhur demokrasi itu sendiri. Dan dengan itu pulalah, kita akan dapat merasakan "manis"nya buah demokrasi itu sendiri.

Mengakhiri tulisan singkat menjelang hari bersejarah pemilihan umum presiden dan wakil presiden langsung ini, penulis mengajak pembaca semua untuk merenungkan firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 133 diatas, dimana disitu disebutkan bahwa tatkala nabiullah Ya'qub mendekati kematian, ia bertanya kepada anak-anaknya, "Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?" Dan dalam menyikapi pilpres ini, sudah sepatutnya dan sewajarnya pula kita kembali bertanya, "Apa yang akanrakyat (baca: kita) peroleh sepeninggal pemilu presiden nanti?" ***

Zamhasari Jamil, Sekretaris Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India; Mahasiswa pada Department of Islamic Studies di Jamia Millia Islamia, New Delhi, India.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home